Arsip

Posts Tagged ‘warsito’

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang (7)

25 Oktober 2010 1 komentar

Babak 7, Terus bekerja keras bagi tanah air!

Sejak 2006 Warsito bertekad membuat sistem keseluruhan pemindai ini di Indonesia. “Saya punya keyakinan. Kalau semua sistem ini bisa dibuat di Indonesia, kita bisa menguasai pasar mesin sensor 4D dunia,” katanya. Karena itu, sejak 2005 Warsito rajin mengajak rekan-rekannya mengembangkan hardware-nya. “Memang kondisinya sulit, tetapi itu milestone yang harus kita lewati,” ujarnya penuh keyakinan.

Tak kurang, yang naksir berat adalah NASA, lembaga antariksa Amerika. “NASA adalah lembaga luar yang pertama kali mengakui teknologi ini, dan kemudian memakainya meskipun masih taraf riset,” katanya.

NASA memakai teknologi temuannya itu, untuk mengembangkan sistem pemindai tumpukan embun di dinding luar pesawat ulang-alik. Saat pesawat itu meluncur, ada perubahan suhu sangat tinggi. Tumpukan embun itu bisa merusak dinding pesawat  yang terbuat dari keramik.

Setelah NASA, temuan Warsito dilirik oleh lembaga top lainnya, seperti Ohio State University, perusahaan B&W, Departemen Energi Amerika, University of Cambridge, dan sejumlah lembaga besar lain. Baca selengkapnya…

Kategori:Sains Populer

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang (6)

24 Oktober 2010 5 komentar

Babak 6, “You have to be the first, the best, or different”

Ternyata, usaha ini cukup berat sehingga tak selesai sampai ia kembali ke Indonesia tahun 2003. Tahun itu, Warsito harus mengganti visanya, dari G1 ke H1B. Dari visa scholarship ke visa pekerja.

Warsito sempat ditawari membuat permanent residence, tapi ditolaknya. “Saya tidak ingin terikat sponsor dan tak punya niat berlama-lama di AS. Saya ingin pulang,” katanya. Sebenarnya tahun 2003-06 ia masih mendapat gaji dari OSU, tetapi pada 2006 ia memilih mundur. “Itu masa yang paling berat. Pihak pertama yang menjadi korban adalah keluarga. Masalah finansial itu tidak mudah,” katanya. Maklum, di AS, periset sangat nyaman dari segi karier, fasilitas, finansial, dan lain-lain. Baca selengkapnya…

Kategori:Sains Populer

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang (5)

23 Oktober 2010 2 komentar

Babak 5, Ketika cahaya ide berkelebat

Profesor Liang mengajaknya pindah laboratorium ke AS untuk mengembangkan teknologi tomografi yang dijadikan aplikasi di dunia perminyakan. Di sana Warsito mengembangkan tomografi berbasis listrik karena tomografi ultrasonik terbatas pada medium minyak. Ia menyelesaikan penelitian itu satu tahun — lebih cepat dari target mereka yang tiga tahun.

Ketika itulah, muncul ide untuk mengembangkan pemindai 4D –yang kini berbuah ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography).

Ide itu muncul di kepalanya setelah memperhatikan sifat medan listrik yang bisa bergerak acak. Sifat ini berbeda sekali dari gelombang suara yang bergerak lurus. Sebelumnya, medan listrik in juga dipaksa bergerak lurus. “Kenapa gerak medan listrik harus dipaksa lurus? Apalagi gerakan itu bisa dipakai untuk 3D. Justru itu lebih alami daripada memaksa medan listrik menjadi lurus,” pikirnya saat itu. Namun diakuinya, tantangannya lebih sulit daripada membuat gerak medan listrik bergerak lurus. “Tantangannya, di algoritma matematika. Kalau belok-belok susah menghitungnya,” ujarnya. Baca selengkapnya…

Kategori:Sains Populer

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang (4)

22 Oktober 2010 Tinggalkan komentar

Babak 4 The World is watching!

Warsito agak terkaget-kaget ketika mendapat bisikan dari koleganya, “Anda adalah pembicara paripurna termuda dalam sejarah kimia,” kata Prof. Liang. Ia bukan orang sembarangan. Guru besar ilmu kimia Ohio State University itu juga dikenal sebagai anggota tim penasihat bidang teknologi kimia untuk kongres Amerika Serikat.

Nah, orang yang dipuji Prof. Liang tentu bukan anak kemarin sore. Salah satu karya ilmiah Warsito pernah terpilih menjadi salah satu dari tiga Plenary Paper atau makalah terbaik di International Conference Liquid Solid Reactor Engineering di Delft, Belanda Agustus 1999. Artikel ilmiahnya itu dipresentasikan bersama artikel ilmiah seorang profesor terbaik Amerika Serikat dan seorang profesor terbaik Jerman.

“Dipilih menjadi Plenary Paper itu mimpi setiap profesor,”ujar Warsito seraya menjelaskan, terpilih menjadi Plenary Paper merupakan pencapaian puncak seorang peneliti. Biasanya yang masuk ke konferensi ini adalah profesor-profesor terbaik dunia.  “Mungkin satu-satunya peneliti yang terpilih tapi bukan profesor adalah saya. Saya baru dua tahun lulus S-3” ujarnya. Baca selengkapnya…

Kategori:Sains Populer

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang (3)

21 Oktober 2010 Tinggalkan komentar

Babak 3 Ke negeri matahari

Setelah menyelesaikan SMAN 1 Karanganyar, Solo pada tahun 1986, Warsito ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi walaupun tak punya uang. Salah satu kakaknya, Jamaludin, siap menjual aset tanahnya untuk biaya kuliah Warsito.

Kemudian Warsito masuk ke Teknik Kimia UGM meski tidak tahu bagaimana nanti biayanya. Warsito kemudian pindah ke Yogyakarta. Di masa inilah ia merasakan betapa sulitnya kuliah tanpa dukungan finansial memadai. Apalagi, uang bulanan yang dibawanya juga dicopet di bus kota. “Uang saya Rp 10.000. Itu biaya makan buat satu bulan dan itu uang saya terakhir di Yogyakarta,” ujarnya mengenang. Karena itu, ketika pulang, ia dimarahi bapaknya yang memang sudah tidak punya uang.

Karena itulah, untuk mengeyam pendidikan tinggi, warsito rajin memburu beasiswa. Ia lalu merantau ke Jakarta. Benar saja, tak sampai sebulan duduk di Fakultas Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Warsito mendapat beasiswa ke jepang dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Saat tidak memiliki uang lagi untuk makan, Jamaludin datang menjemput dari Jakarta guna bersiap-siap berangkat ke Jepang. Ternyata sang kakak juga tidak punya uang. Untuk menjemputnya dari Yogyakarta, Jamaludin harus menjual motor. “Barangkali itulah jalannya. Akhirnya, saya ikut beasiswa itu,” ujarnya. Tahun 1987 ia pergi ke Jepang. Baca selengkapnya…

Kategori:Sains Populer

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang (2)

20 Oktober 2010 Tinggalkan komentar

Babak 2, Mimpi itu

Mata Superman bisa tembus pandangBukan Superman, tokoh kartun DC Comics itu,  yang memberi ilham bagi Warsito menciptakan teknologi ‘tembus pandang’ ini. Ia bahkan berkelakar tak percaya kehebatan Superman.

Saat di SMA, ia pernah membaca sebuah majalah remaja yang memuat serial komik tentang anak muda yang dididik seorang profesor terkenal. Profesor tersebut sedang mengembangkan mesin fotokopi barang. Dengan fotokopi itu, sang profesor ingin bisa memfotokopi perhiasan menjadi perhiasan lagi.

Akan tetapi, si profesor tak pernah berhasil. Lalu, penelitian itu diambil alih anak muda yang menjadi tokoh utama cerita dan berhasil diselesaikannya. Sehingga, di malam hari si anak muda mencuri berbagai perhiasan untuk difotokopi, lalu dikembalikan lagi.

“Cerita itu tidak pernah saya lupa. Itu sedikit memberi inspirasi untuk mengembangkan teknologi tomografi ini. Karena teknologi ini bisa ‘meng-copy’ seluruh obyek menjadi data digital 3D,” ujar lelaki yang kini menjabat sebagai staf ahli Menristek. Cerita itu sedikit-banyak memotivasinya dalam mengembangkan teknologi tomografi.

Warsito selalu berhasil menyabet peringkat terbaik di kelas.  “Tidak selalu rangking 1, tapi biasanya masih antara rangking 1 dan 3,” ujarnya merendah. Ia juga sempat mengikuti beberapa kali perlombaan serta pernah dipilih sekolahnya untuk mengikuti lomba pelajar teladan tingkat SD.

Saat SMA, ia juara cerdas cermat matematika dan IPA yang diadakan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada memperebutkan Piala Baiquni. Prestasi ini bahkan mengejutkan dirinya sendiri karena ia bisa mengalahkan siswa-siswa SMA asal Solo dan Yogyakarta yang notabene lebih maju.

Bersambung ke babak 3

Kategori:Sains Populer

Warsito, Pencipta Mata Tembus Pandang

19 Oktober 2010 1 komentar

♦Pengantar♦

Seperti yang kita tahu bahwa ia termasuk ke-16 ilmuwan yang dipertemukan dengan Douglas D Osheroff, peraih Nobel Fisika 1996 yang ketika itu berkunjung ke Indonesia, tahun 2005. Malang-melintang di Jepang dan Amerika kemudian kembali ke tanah air untuk membangun bangsa.

Tulisan ini akan berseri sampai babak lima.

Selamat membaca! Semoga bisa memberi inspirasi bagi kita semua.

Babak 1, Lahir Dari Orangtua Petani

Anak ke-6 dari 8 bersaudara itu lahir dari keluarga petani di desa ploso Rejo, kecamatan martisih, kabupaten karanganyar, Jawa tengah. Pasangan Purwotaruno dan Rubiyah menghidupi anak-anak mereka secara pas-pasan. Maklum, sang ayah petani dan menjadi tukang kayu. Sedangkan sang Ibu selain mengurus rumah juga membantu penghasilan keluarga dengan membatik.

“Ayah saya cuma petani biasa,” katanya. Toh sang ayah sangat peduli kepada pendidikan. “Ayah selalu bilang akan berusaha sekerasnya untuk menyekolahkan anak-anaknya meski hanya sampai SMA,” kata Warsito. Hanya saja, sering terbentur masalah biaya. Baca selengkapnya…

Kategori:Sains Populer